Kamis, 03 Januari 2013

Dian Yang Tak Kunjung Padam: Ketika Tradisi Tepung Tawar Dianggap Membawa Berkah



Bunda Dian--> Tradisi tepung tawar atau ‘upah-upah’ sering dilakukan oleh beberapa umat Islam di Indonesia, khususnya ketika ada acara penting seperti berangkat haji atau pun di acara pesta pernikahan.Biasanya beras atau tepung ditaburkan kepada orang yang akan berangkat haji atau pun kepada kedua pengantin.Bila ditanya,maka jawabannya,biar dapat berkah atau sudah tradisi.Tanpa adanya ritual tepung tawar dianggap kurang afdhol atau menentang adat istiadat.Padahal,bila adat istiadat jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam,tiada alasan untuk mengikutinya.Tidakkah terpikir,beras dan tepung tersebut bisa dipergunakan atau dimakan? Malah terbuang dengan sia-sia dan terpijak-pijak,hingga akhirnya dibuang dan menjadi tidak berguna.Ini adalah perbuatan mubazir atau menghamburkan alias pemborosan,dan mubazir secara jelas Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an adalah saudara syetan ( QS/17: 26-27).
Suatu perbuatan yang tidak ada dalil atau dasarnya dari Al-Qur’an maupun Sunnah adalah disebut bida’ah,dan setiap bid’ah menyesatkan.Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,dari Jabir r.a,bahwasanya Rasulullah mengatakan bahwa ucapan yang paling baik adalah kitabullah dan petunjuk yang paling baik adalah Sunnah Muhammad Saw,dan hal yang paling buruk adalah amalan yang tidak ku contohkan (bid’ah),karena setiap bid’ah menyesatkan (HR.Muslim).Dan Rasulullah berpesan sebelum wafatnya bahwasanya kita tidak akan tersesat selama-lamanya bila berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah beliau.
Jika tepung tawar ataupun beras dianggap membawa keberkahan,maka artinya pemberi berkah bukan saja Allah,namun juga tepung tawar atau pun si beras.Artinya kita telah menduakan Allah atau mensekutukanNya.Haji mabrur dan pernikahan sakinah,mawadah wa rahmah hendaknya tidak sampai tercederai oleh aktifitas-aktifitas yang bertentangan dengan ajaran diinul Islam.”Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syetan.Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagi kamu” (QS.Al-Baqarah: 208).Semoga kita termasuk orang-orang beriman,yang tidak hanya Islam setengah-setengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar